logo Kompas.id
InternasionalPermintaan Maaf Terakhir dari ...
Iklan

Permintaan Maaf Terakhir dari Presiden Terakhir Afsel Era Apartheid

Mantan Presiden Afrika Selatan Frederik Willem de Klerk berperan mengakhiri sistem apartheid di negaranya. Namun, kontroversi terus mengiringi hingga akhir hayatnya. Lewat video, ia menyampaikan permintaan maaf terakhir.

Oleh
MH SAMSUL HADI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2BXQMruQBTOISmx_tCfXzn6x5LQ=/1024x707/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2FObit-South-Africa-De-Klerk_100151515_1636709135.jpg
AP PHOTO, FILE

Presiden Afrika Selatan FW de Klerk berpose di luar kantornya di Cape Town, Afrika Selatan, 18 Maret 1992, sambil memegang koran yang memuat berita utama tentang hasil ”Ya” untuk mengakhiri apartheid dan berbagi kekuasaan dengan warga mayoritas warga kulit hitam untuk pertama kali. De Klerk meninggal dunia, Kamis (11/11/2021), dalam usia 85 tahun.

Bagi sebagian kalangan di Afrika Selatan, Frederik Willem de Klerk atau biasa disingkat dengan FW de Klerk dianggap sebagai seorang negarawan. Ia dinilai berjasa turut andil menghentikan sistem apartheid di negaranya. Namun, sebagian lainnya melihat dia sebagai sosok yang ikut menikmati sistem apartheid itu dan—karena itu—harus juga dihukum atas banyak kejahatan akibat sistem tersebut.

Terlepas bagaimana sosoknya digambarkan, De Klerk telah selesai menuliskan sejarahnya. Ia meninggal dunia dalam usia 85 tahun di kediamannya di area Fresnaye, Cape Town, Afrika Selatan, Kamis (11/11/2021), setelah berjuang melawan kanker. Ia adalah presiden terakhir Afrika Selatan (Afsel) era apartheid, ujung kekuasaan warga minoritas kulit putih di negara itu. Ia meninggalkan istrinya, Elita, dan dua anak.

Editor:
samsulhadi
Bagikan