logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊBertahan Hidup dengan Menjual ...
Iklan

Bertahan Hidup dengan Menjual Anak Perempuan

Pernikahan anak di Afghanistan meningkat seiring dengan banyaknya keluarga yang miskin dan tak mempunyai uang untuk sekadar makan. Anak-anak perempuan dijual sejak usia dini, lalu akan dinikahkan jika sudah cukup umur.

Oleh
Luki Aulia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/upGVkMqyujfBR-3i0UC9km0MFyA=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FAP21259557790454_1632312339.jpg
AP PHOTO/BERNAT ARMANGUE

Sejumlah anak dan orangtuanya berebut roti yang diberikan donor untuk dibawa ke rumah di Kabul, Afghanistan, Kamis (16/9/2021). Afghanistan dalam situasi krisis setelah akses terhadap cadangan devisa tertutup pasca-penggulingan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani oleh Taliban.

Fahima tak kuasa menghentikan tangis setiap kali teringat pada dua anak perempuannya yang terpaksa dijual suaminya untuk dinikahkan di kemudian hari. Ini terpaksa dilakukan demi mendapatkan uang agar bisa tetap bertahan menghadapi kesulitan hidup akibat kekeringan yang melanda Afghanistan Barat. Tanpa tahu apa yang sedang terjadi, Faristeh (6) dan Shokriya (18 bulan) duduk di samping Fahima di tempat penampungan untuk pengungsi yang terbuat dari bata lumpur dan terpal.

”Suami saya bilang, kalau tidak merelakan anak-anak perempuan kami, kami semua akan mati karena tidak ada makanan sama sekali. Saya merasa jadi ibu yang buruk karena melepas anak-anak saya demi uang,” kata Fahima.

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan