logo Kompas.id
InternasionalEkonomi Myanmar Sempoyongan,...
Iklan

Ekonomi Myanmar Sempoyongan, Junta Salahkan Pengaruh Asing

Tekanan dari negara-negara menguat terhadap posisi junta militer di tengah berlanjutnya aksi kekerasan di Myanmar. Junta pun menuding ”sabotase” asing yang turut memperburuk kondisi di Myanmar.

Oleh
BENNY D KOESTANTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oZdsQMBZx7pvhK2CYniuZ7xLeh0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2Ffaa7d932-a2ba-41c2-8d65-8087c66d788f_jpg.jpg
KOMPAS/YE AUNG THU

Warga mengantre mengisi tabung oksigen di sebuah tempat pengisian oksigen di Yangon, Myanmar, Rabu (14/7/2021). Pandemi Covid-19 ikut menjadi faktor penekan ekonomi di Myanmar di samping berlarut-larutnya aksi protes terhadap junta militer pascakudeta Februari lalu.

YANGON, SELASA — Nilai tukar mata uang Myanmar, kyat, anjlok lebih dari 60 persen dan inflasi naik 6,51 persen sejak kudeta militer pada Februari 2021. Menteri Ekonomi dan Investasi Myanmar Aung Naing Oo menyatakan, pengaruh kekuatan asing ikut mengakibatkan tekanan ekonomi di negara itu.

Pernyataan Naing Oo itu dikeluarkan dalam sebuah wawancara langka junta dengan media, Selasa (19/10/2021). Tekanan dari negara-negara menguat terhadap posisi junta di tengah laporan kekerasan yang terjadi di Myanmar. Terbaru, Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) memilih tidak mengundang pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 26-28 Oktober mendatang.

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan