Catatan Awal Pekan
Media dan Demokrasi
Pemberitaan yang disajikan oleh media, dengan ruang redaksi berisi orang-orang yang kredibel, bisa membantu menciptakan sebuah negara yang demokratis dan berujung pada terwujudnya kesejahteraan dan keadilan bagi semua.

CEO dan Editor Eksekutif Rappler, Maria Ressa, memperlihat isyarat dengan jari-jarinya setelah menghadiri persidangan di Pengadilan Regional Manila, Filipina, 16 April 2021. Pada 8 Oktober 2021, Ressa dinobatkan sebagai peraih penghargaan Nobel Perdamaian bersama jurnalis Rusia, Dmitry Muratov, atas upaya keduanya memperjuangkan kebebasan berekspresi.
Saat Maria Ressa baru saja ditelepon oleh Komite Nobel Norwegia yang memberi tahu bahwa dirinya dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian 2021 bersama Dmitry Muratov, jurnalis Rusia, Jumat (8/10/ 2021), ratusan jurnalis Asia Tenggara yang tengah berkumpul di ruang virtual kontan memberikan ucapan selamat. Saat bersamaan, kebetulan Ressa bersama jurnalis senior dari Malaysia, Filipina, dan Indonesia, tengah berdiskusi, berbincang soal jurnalis serta media yang kini tengah dalam tekanan.
Ressa belum menyiapkan pidato atau rangkaian kata dan kalimat yang biasanya disampaikan pada malam resepsi penghargaan nanti. Secara spontan, Ressa menyampaikan hal ini: ”Kita bersama tengah melalui masa kegelapan, sebuah masa yang sulit. Tapi, saya berharap kita tetap bertahan, tetap teguh.”
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Media dan Demokrasi".
Baca Epaper Kompas