Hubungan Rumit Arab Saudi-Taliban
Arab Saudi pernah mengalami hubungan dalam era keemasan bersama Taliban pada era kekuasaan Taliban jilid I (1996-2001). Tetapi, kini Riyadh dingin, bahkan medianya sinis, dengan berkuasanya lagi Taliban di Afghanistan.
Saat Taliban kembali berkuasa di Afghanistan sejak 15 Agustus lalu, Arab Saudi sebagai negara besar regional tampak pasif melihat perkembangan politik penting di negara itu. Riyadh terlihat absen dari dinamika gerakan regional menghadapi segala kemungkinan pasca-Taliban berkuasa lagi di Afghanistan. Berbeda sekali dibandingkan dengan Qatar, Pakistan, Turki, dan Iran yang cukup aktif bermanuver terkait isu Taliban dan Afghanistan.
Para pejabat Arab Saudi pun sepi dari komentar tentang isu Afghanistan. Bahkan, media Arab Saudi cenderung sinis melihat isu Afghanistan di bawah Taliban jilid II. Padahal, Arab Saudi pernah mengalami era keemasan bersama Taliban pada era kekuasaan Taliban jilid I (1996-2001).