logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊPolitik Bebas Aktif Perlu...
Iklan

Politik Bebas Aktif Perlu Komitmen Kuat

Rivalitas AS-China memberikan tantangan bagi diplomasi RI di kawasan dan global. Indonesia perlu strategi konkret agar tidak terseret dalam persaingan tersebut.

Oleh
BENNY D KOESTANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qNFa9NjBrcW1CzZ350VWQo8GcsA=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FMenlu-Retno-Marsudi-2-September-2021_1630584047.png
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-48 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (2/9/2021). Vaksin itu adalah hasil dari diplomasi Pemerintah RI yang digawangi Kementerian Luar Negeri melalui sejumlah forum, baik bilateral maupun multilateral.

JAKARTA, KOMPAS β€” Dinamika geopolitik global, khususnya meningkatnya rivalitas Amerika Serikat dan China, memerlukan komitmen politik lebih besar dari Pemerintah Indonesia. Tujuannya agar implementasi politik luar negeri bebas aktif lebih kuat. Diharapkan, makna bebas aktif bisa mewujud dalam bentuk respons yang lebih konkret.

Hal tersebut mengemuka dalam acara Dialog Nasional Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS) secara daring, Selasa (14/9/2021). Dialog digelar dalam rangkaian ulang tahun ke-50 CSIS. Hadir para pembicara, yakni dua mantan menteri luar negeri, Hassan Wirajuda dan Marty Natalegawa; profesor riset Pusat Penelitian Politik LIPI Dewi Fortuna Anwar; serta peneliti senior CSIS, Rizal Sukma. Menlu Retno LP Marsudi menyampaikan paparan lewat rekaman video.

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan