Politik Bebas Aktif Perlu Komitmen Kuat
Rivalitas AS-China memberikan tantangan bagi diplomasi RI di kawasan dan global. Indonesia perlu strategi konkret agar tidak terseret dalam persaingan tersebut.
JAKARTA, KOMPAS β Dinamika geopolitik global, khususnya meningkatnya rivalitas Amerika Serikat dan China, memerlukan komitmen politik lebih besar dari Pemerintah Indonesia. Tujuannya agar implementasi politik luar negeri bebas aktif lebih kuat. Diharapkan, makna bebas aktif bisa mewujud dalam bentuk respons yang lebih konkret.
Hal tersebut mengemuka dalam acara Dialog Nasional Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS) secara daring, Selasa (14/9/2021). Dialog digelar dalam rangkaian ulang tahun ke-50 CSIS. Hadir para pembicara, yakni dua mantan menteri luar negeri, Hassan Wirajuda dan Marty Natalegawa; profesor riset Pusat Penelitian Politik LIPI Dewi Fortuna Anwar; serta peneliti senior CSIS, Rizal Sukma. Menlu Retno LP Marsudi menyampaikan paparan lewat rekaman video.