Menanti Bukti Janji Taliban untuk Perempuan Afghanistan
Banyak yang meragukan Taliban akan memenuhi janji memenuhi hak-hak sipil perempuan. Indonesia mempunyai kesempatan membantu memoderasi konservatisme Taliban.
Dalam berbagai percakapan, keraguan terhadap pemerintahan Taliban jilid dua akan memenuhi janji atas hak-hak sipil perempuan Afghanistan selalu muncul. Keraguan itu salah satunya disuarakan mantan hakim dan pengacara di Kabul, Najla Ayoubi.
Najla berada di Kabul saat Taliban berkuasa pada tahun 1996 hingga 2001. Perempuan harus berada di dalam rumah. ”Bahkan untuk berbelanja bahan makanan sehari-hari ke toko kelontong, saya harus minta tetangga menemani karena saya tidak bisa keluar rumah sendiri,” jelas Najla. Najla ikut memberi kesaksian dan dukungan bagi perempuan Afghanistan dalam acara daring ”Open Mic: Sikap Indonesia untuk Perlindungan Perempuan di Afghanistan”, Sabtu (11/9/2021) siang. Kegiatan ini diadakan oleh Asian Muslim Action Network di Indonesia yang diketuai Dwi Rubiyanti Kholifah, bersama jaringan masyarakat sipil.