Refleksi 20 Tahun Peristiwa 11 September: Kekerasan dan Intoleransi adalah Teror yang Sebenarnya
Selama dua dekade, AS melancarkan perang melawan terorisme. Namun, perang itu berbalik melahirkan ekstremisme yang menyerang kemajemukan bangsa AS sendiri.
NEW YORK, SABTU β Amerika Serikat memperingati 20 tahun peristiwa penyerangan oleh kelompok teroris Al-Qaeda yang menewaskan 3.000 orang di New York, Washington, dan Pennsylvania, Sabtu (11/9/2021). Becermin pada perkembangan selama dua dekade ini, sejumlah kritik berpendapat bahwa modal sosial dan politik yang dimiliki AS tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk membangun bangsa yang inklusif dan toleran. Justru, konflik dan pertumpahan darah mewarnai kebijakan politik luar negeri mereka.
Peringatan 20 Tahun peristiwa 11 September diadakan di tiga tempat. Presiden AS Joe Biden hadir di kota New York, tepatnya di titik tempat gedung World Trade Center (WTC) dulu berdiri. Di sana, ia ditemani oleh Presiden AS 2009-2017 Barack Obama dan Presiden AS 1993-2001 Bill Clinton. Sementara itu, di Tugu Peringatan Shanksville, Pennsylvania, hadir Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Presiden AS 2001-2009 George Walker Bush. Upacara juga dilakukan di Gedung Pentagon, Washington. Biden akan berkunjung ke dua lokasi itu setelah mengheningkan cipta di New York.