logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊKisah Jenderal AS dan Warisan ...
Iklan

Kisah Jenderal AS dan Warisan Pahit untuk Afghanistan

Setelah operasi militer selama 20 tahun, Amerika Serikat akhirnya angkat kaki dari Afghanistan. Namun alih-alih mendapatkan situasi yang lebih baik, rakyat Afghanistan justru dihadapkan dengan persoalan multidimensi.

Oleh
Pascal S Bin Saju
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7vHtKKBxeqibRZKXNKPbtynrz0M=/1024x815/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2FUS-Afghanistan_98698096_1630376852.jpg
AP/US CENTRAL COMMAND

Mayor Jenderal Chris Donahue, Komandan Divisi Lintas Udara Ke-82 Angkatan Darat AS, Korps Lintas Udara XVIII, berjalan menuju pesawat kargo C-17 di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin, 30 Agustus 2021. Dia menjadi prajurit AS terakhir yang meninggalkan Afghanistan dan terbang dengan pesawat terakhir pasukan AS keluar dari Afghanistan.

Mayor Jenderal Chris Donahue, Komandan Divisi Lintas Utara Ke-82 Angkatan Darat, Korps Lintas Udara XVIII, menjadi buah bibir di seluruh dunia. Foto dirinya saat melangkah ke pesawat kargo C-17 di Bandara Kabul, Affghanistan, Senin (30/8/2021) tengah malam waktu setempat, dimuat di berbagai media massa dunia dan media sosial keesokan hari hingga Rabu (1/9/2021).

Apa yang istimewa dari foto itu? Beberapa saat sebelum pukul 11:59 malam, Senin itu, Donahue naik pesawat. Dia adalah prajurit Amerika Serikat (AS) terakhir yang ikut penerbangan terakhir pasukan AS dari Kabul. Kuasa Usaha AS di Kabul, Ross Wilson, sudah terlebih dahulu naik pesawat. Donahue menutup sejarah intervensi militer AS selama 20 tahun dalam perang di Afghanistan.

Editor:
laksanaas
Bagikan