logo Kompas.id
InternasionalCadangan Devisa Menipis, Sri...
Iklan

Cadangan Devisa Menipis, Sri Lanka Darurat Pangan

Pandemi Covid-19 kian membuka persoalan struktural Sri Lanka yang disebabkan defisit perdagangan. Saat ini, cadangan devisa Sri Lanka menipis. Pemerintah pun menghentikan beberapa impor, termasuk produk pangan.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9mv0I99Ol4gfu-p1erZ5_AboCCA=/1024x695/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2FSRI-LANKA-POLITICS_91012520_1597020323.jpg
ISHARA S. KODIKARA/AFP

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) mengambil sumpah saudara kandungnya, Mahinda Rajapaksa, sebagai Perdana Menteri Sri Lanka di Kuil Kekiya, Kolombo, Minggu (9/8/2020). Kakak-beradik Rajapaksa memenangi pemilihan umum legislatif per 5 Agustus 2021 yang memberi mereka kekuasaan untuk mengamandemen konstitusi.

KOLOMBO, RABU — Pemerintah Sri Lanka mengumumkan bahwa negara berpenduduk 21 juta jiwa itu dalam situasi darurat pangan. Ini terjadi karena pemerintah terpaksa membatasi impor, termasuk pangan, menyusul cadangan valuta asing pada bank-bank di negara itu menipis.

”Sekarang kita semua harus berhemat. Pengelolaan pangan dan kebutuhan pokok akan dilakukan dengan saksama,” kata Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, Rabu (31/8/2021). Ia juga mengumumkan penunjukkan salah seorang petinggi militer untuk mengawasi peredaran pangan.

Editor:
laksanaas
Bagikan