logo Kompas.id
›
Internasional›Pertaruhan Berat bagi ASEAN...
Iklan

Pertaruhan Berat bagi ASEAN dalam Penyelesaian Krisis Myanmar

Banyak keraguan mengiringi penunjukan Erywan Yusof sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar. Selain soal kapasitas, keraguan itu juga karena tidak jelasnya kerangka kerja dan kerangka waktu dalam tugasnya.

Oleh
MAHDI MUHAMMAD DAN LUKI AULIA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3syb9RPYiEQ6AfFvEnNtt50mTfc=/1024x639/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2FMyanmar-ASEAN_95846998_1619167696.jpg
AP PHOTO/TATAN SYUFLANA

Bendera negara-negara ASEAN berkibar di depan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, 22 April  2021.

Setelah melalui perdebatan cukup keras pada pertemuan virtual para menteri luar negeri ASEAN (AMM) ke-54, nama Erywan Yusof, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam, akhirnya ditunjuk menjadi Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar. Penunjukan utusan khusus ASEAN, satu dari lima konsensus para pemimpin ASEAN, itu baru rampung setelah hampir empat bulan pertemuan pemimpin ASEAN di Jakarta.

Dari segi durasi waktu—belum bicara soal kapasitas—penunjukan tersebut telah memperlihatkan kelambanan ASEAN dalam menangani krisis politik di Myanmar. Krisis di negara itu meletus pada 1 Februari lalu saat militer yang dipimpin Jenderal Senior Min Aung Hlaing melancarkan kudeta, menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi, yang baru memenangi pemilu, November 2020.

Editor:
samsulhadi
Bagikan