logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บBerlayar ke Selatan
Iklan

Berlayar ke Selatan

Pasar Selandia Baru tidak begitu besar, tapi menantang ketika warga dengan tingkat pendapatan dan pendidikan tinggi membutuhkan produk-produk berkualitas asal Indonesia. Diplomasi RI di Pasifik juga dipusatkan di sini.

Oleh
Mahdi Muhammad
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/I65vKVqg2mRBR9DwvQxqDvyLAPw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Ftantowi-shane-reti_1609985508.jpg
KBRI WELLINGTON

Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dan anggota parlemen Selandia Baru, Shane Reti, berlatih sebelum rekaman album musik country di Wellington, Selandia Baru, beberapa waktu lalu. Album berjudul Friends for Good itu salah satu cara Tantowi mendekati masyarakat Selandia Baru.

Lokasinya yang terletak di balik Australia membuat Selandia Baru menjadi sosok negara yang tak banyak dilirik. Apalagi dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta orang, Selandia Baru bukanlah โ€target pasarโ€ meski nilai pendapatan per kapitanya nyaris mendekati angka 42.000 dollar AS (data Bank Dunia tahun 2020).

Akan tetapi, sejatinya, di balik tersembunyinya Selandia Baru, menurut Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue Tantowi Yahya, hubungan diplomatik Indonesia dan Selandia Baru sudah terjalin lebih dari setengah abad lampau. Bahkan, jika dilacak lebih jauh lagi, Selandia Baru dan Indonesia, saat dikenal sebagai Hindia Belanda, telah menjalin hubungan dagang sejak 1930-an.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan