logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊBentrokan Warga Memperburuk...
Iklan

Bentrokan Warga Memperburuk Krisis Politik di Tunisia

Krisis terbaru di Tunisia seiring dengan kondisi kebuntuan berkepanjangan antara Presiden Saied, PM Mechichi, dan Ketua Partai Ennahdha Rached Ghannouchi. Penanganan pandemi Covid-19 yang buruk menambah tekanan massa.

Oleh
BENNY D KOESTANTO, LARASWATI ARIADNE ANWAR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Qb80vf7KpfwjDmhT7883qOEVx5c=/1024x649/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2FTUNISIA-POLITICS-INDEPENDENCE_97832297_1627289630.jpg
AFP/FETHI BELAID

Seorang pengunjuk rasa Tunisia mengibarkan bendera nasional dalam demonstrasi antipemerintah, sementara aparat keamanan berupaya memblokir jalan di depan gedung parlemen di Tunis, Tunisa, Minggu (25/7/2021).

TUNIS, SENIN β€” Bentrokan antarwarga meletus di luar gedung Parlemen Tunisia, Senin (26/7/2021), sehari setelah Presiden Kais Saied menggulingkan Perdana Menteri Hichem Mechichi dan membekukan legislatif selama satu bulan. Kelindan kondisi itu semakin menjerumuskan Tunisia ke dalam krisis politik dan keamanan.

Pemecatan Mechichi dan pembekuan parlemen dikecam berbagai pihak. Partai politik terbesar di Tunisia, Ennahdha, menyebutnya sebagai sebuah kudeta. Hal itu terjadi setelah aksi protes digelar warga yang marah dan tidak puas dengan langkah penanganan pemerintah melawan pandemi Covid-19.

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan