Halaman masjid masih kosong ketika kami tiba menapakkan kaki dari Jalan Guangta yang sudah ditutup. Gerbang-gerbang setengah lingkaran berdinding batu bata merah besar menuju masjid juga masih sepi. Masjid yang dikelilingi pohon-pohon rindang dengan tembok berarsitektur China seluas 2.966 meter persegi tersebut seakan menyatu dengan bangunan lain di sekitarnya. Setelah mengambil air wudu, perlahan umat Islam dari berbagai penjuru mulai berdatangan. Terpal bergaris merah putih biru digelar di halaman untuk menampung jemaah.
Siang hari yang terik pada pertengahan Mei 2009, kami berkesempatan shalat Jumat di Masjid Huaisheng yang dibangun tahun 627. Agama Islam di China bermula dari kota Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong. Masjid Huaisheng di Distrik Guang Xiao Si menjadi saksinya. Pada zaman Dinasti Tang (618-907) dibangun menara azan setinggi 36,3 meter di Masjid Huaisheng yang juga menjadi bangunan paling lama di kompleks ini. Pembangunan kembali dilanjutkan pada era Dinasti Ming (1368-1644). Bangunan itu lantas ditambahi papan besar berisikan tulisan pada era Dinasti Qing (1644-1912).