PEMILU
Raisi di Posisi Terkuat Jadi Presiden Iran
Jika terpilih, Ebrahim Raisi menjadi presiden pertama Iran yang saat menjabat—bahkan, sebelum ia menjabat—dikenai sanksi oleh Pemerintah AS.

Kandidat kubu konservatif, Ebrahim Raisi, melambaikan tangan ke arah para pendukungnya seusai melakukan pemungutan suara pemilu presiden Iran di Teheran, Iran, Jumat (18/6/2021).
TEHERAN, JUMAT -- Rakyat Iran, Jumat (18/6/2021), mendatangi tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih pengganti Presiden Hassan Rouhani yang masa jabatannya segera berakhir. Kandidat konservatif, yang juga Kepala Badan Kehakiman, Ebrahim Raisi, difavoritkan menang, menandai pergeseran haluan kepresidenan Iran dari sosok moderat-pragmatis menjadi garis keras-konservatif.
Raisi (60) bersaing dengan empat kandidat lain, termasuk kandidat kubu moderat, yang juga mantan Kepala Bank Sentral Iran Abdolnasser Hemmati. Lebih dari 59 juta warga Iran berhak memilih. Pemungutan suara ditutup Sabtu pukul 01.30 WIB, tetapi dapat diperpanjang hingga dua jam. Hasil penghitungan suara diperkirakan bisa diketahui Sabtu siang ini.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Kans Raisi Terkuat Jadi Presiden Iran".
Baca Epaper Kompas