Suriah Gelar Pemilu Presiden di Tengah Tudingan Rekayasa
Pemerintah Suriah menggelar pemilihan umum presiden pertama sejak krisis keamanan melanda negeri itu pada 2011. Negara Barat menuding petahana melakukan rekayasa untuk melanggengkan kekuasaannya.
DAMASKUS, RABU β Pemerintah Suriah tetap bersikukuh menggelar pemilihan umum presiden di tengah tudingan bahwa coblosan telah direkayasa untuk memastikan kemenangan petahana, Presiden Bassar al-Assad. Apabila menang, petahana akan menjalankan pemerintahannya untuk periode keempat. Oposisi mencemaskan sistem otoriter yang ia praktikkan selama ini tidak akan memberikan perubahan ataupun mendatangkan demokrasi ke negara yang telah mengalami konflik panjang itu. Ia menjabat sebagai presiden sejak tahun 2000 menggantikan ayahnya, Hafez Assad, yang dulu menjabat sebagai presiden selama 30 tahun.
Dalam kantor berita Syrian Arab News Agency (SANA), Menteri Dalam Negeri Suriah Mohammad Rahmoun mengatakan, pemilihan umum (pemilu) berlangsung pada Rabu (26/5/2021) dimulai pukul 07.00 waktu setempat. Dari 23 juta penduduk Suriah, ia memperkirakan 18 juta orang akan mencoblos di 12.102 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di sejumlah wilayah.