Pulau Thitu Jadi Pusat Logistik Militer, Filipina Siap Menghadapi China
Filipina berencana memperkuat kehadiran militer di Pulau Thitu, kawasan sengketa di perairan Laut China Selatan. Suhu ketegangan hubungan Filipina dan China akan semakin panas karena langkah tersebut.
Laut China Selatan kini menjadi isu paling panas dan sensitif dalam hubungan China dan Filipina. Presiden Rodrigo Duterte secara tegas menolak seruan Beijing untuk menarik kapal dari wilayah sengketa yang diperebutkan di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Filipina, termasuk di Pulau Thitu atau Pagasa menurut Filipina; Zhongye Dao menurut China; dan Dao Thi Tu menurut Vietnam.
Pulau Thitu secara de facto dikelola Filipina. Namun, China bulan lalu menyerukan agar Filipina menarik kapal-kapalnya dari wilayah sengketa tersebut. Duterte mencemoohnya karena merasa dilecehkan Beijing yang selama berbulan-bulan sebelumnya tidak mau gubris permintaan Filipina setelah mengerahkan 200 kapal nelayan, yang diduga diawaki milisi, ke wilayah sengketa itu.