Masa Depan Rakyat Myanmar Terampas dalam Satu Malam
Meski kehilangan segalanya, para aktivis penentang junta militer Myanmar tak menyurutkan langkah. Dari tempat persembunyian, mereka membantu anak-anak muda dan menghidupkan harapan akan hari depan yang lebih baik.
100 hari sudah Myanmar terjerumus krisis politik dan konflik berdarah tak berkesudahan akibat kudeta militer, 1 Februari lalu. Lebih dari 770 warga sipil tewas di tangan militer saat gelombang unjuk rasa melanda berbagai daerah. Banyak pula yang takut dan khawatir lalu mengungsi ke daerah-daerah perbatasan Myanmar dengan Thailand dan India. Seperti tiga perempuan aktivis yang ditemui kantor berita AFP, yakni Ma Hninsi (55), Htoi Zin (32), dan Nan Poe (53). Ketiganya bukan nama sebenarnya.
Baca Juga: 8 Demonstran Tewas Tertembak, Krisis Myanmar Belum Mereda