logo Kompas.id
InternasionalMasa Depan Rakyat Myanmar...
Iklan

Masa Depan Rakyat Myanmar Terampas dalam Satu Malam

Meski kehilangan segalanya, para aktivis penentang junta militer Myanmar tak menyurutkan langkah. Dari tempat persembunyian, mereka membantu anak-anak muda dan menghidupkan harapan akan hari depan yang lebih baik.

Oleh
Luki Aulia
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/botmrQEl4XBKNlDR71M1DtTsZ3w=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Fcfd7c5e4-c5dd-4d9d-b725-56e367ccd145_jpeg.jpg
AP

Pengunjuk rasa memberikan salam tiga jari sambil membentangkan spanduk bertuliskan Serangan ”Yangon akan mengalahkan semua musuh” saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Senin (26/4/2021) waktu setempat. Para aktivis prodemokrasi Myanmar kecewa karena pemimpin junta militer tidak memenuhi rekomendasi ASEAN untuk membebaskan tahanan politik dan segera mengakhiri krisis.

100 hari sudah Myanmar terjerumus krisis politik dan konflik berdarah tak berkesudahan akibat kudeta militer, 1 Februari lalu. Lebih dari 770 warga sipil tewas di tangan militer saat gelombang unjuk rasa melanda berbagai daerah. Banyak pula yang takut dan khawatir lalu mengungsi ke daerah-daerah perbatasan Myanmar dengan Thailand dan India. Seperti tiga perempuan aktivis yang ditemui kantor berita AFP, yakni Ma Hninsi (55), Htoi Zin (32), dan Nan Poe (53). Ketiganya bukan nama sebenarnya.

Baca Juga: 8 Demonstran Tewas Tertembak, Krisis Myanmar Belum Mereda

Editor:
Fransisca Romana
Bagikan