Respons Diplomat China atas Isu Uighur
Negara yang bergantung pada perdagangan China dinilai ”lebih rentan untuk tunduk” dengan diplomasi China. Namun, mereka yang berpengalaman menangani tekanan China mungkin akan lebih mudah menghadapi langkah Beijing.
JAKARTA, KOMPAS — Tekanan global terkait perlakuan Pemerintah China terhadap warga minoritas Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, China, mengemuka dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi itu mendapat respons secara langsung dari Pemerintah China, termasuk oleh para diplomat China. Dalam sejumlah pernyataan, termasuk melalui media sosial, mereka membuat sanggahan dan klarifikasi atas situasi di Xinjiang.
Pengguna media sosial China pada awal pekan lalu heboh dengan tersebarnya pernyataan oleh H&M, sebuah perusahaan ritel pakaian global asal Swedia, yang mengumumkan tidak akan lagi menggunakan kapas dari Xinjiang. Manajemen H&M mengatakan pada saat itu, keputusan tersebut diambil karena perseroan kesulitan melakukan uji tuntas yang kredibel di wilayah tersebut. Langkah itu diduga diambil setelah media dan kelompok hak asasi manusia (HAM) melaporkan dugaan adanya sistem kerja paksa di Xinjiang.