logo Kompas.id
›
Internasional›Bantuan Makanan Itu Tak...
Iklan

Bantuan Makanan Itu Tak Kunjung Datang

Menggalang bantuan uang dari donatur untuk membantu warga Suriah, seperti Fatima, kini semakin sulit. Padahal, kondisi rakyat Suriah kian parah.

Oleh
Luki Aulia
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zPtu7bKOZbxv43zCvq4EcuLKnZ0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20191003_151217_1570853240.jpg
KOMPAS/MADINA NUSRAT

Para pengungsi yang umumnya berasal dari Suriah mengantre, menunggu giliran perekaman iris mata di kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi  di Aman, Jordania, Kamis (3/10/2019). Iris mata digunakan sebagai kode akses bagi pengungsi untuk menarik bantuan tunai.

Sudah satu tahun ini Fatima al-Omar (19) terpaksa hidup berpindah dari satu lokasi pengungsian ke lokasi yang lain. Rumahnya hancur akibat pertempuran di daerah kantong pemberontak terakhir di Suriah barat yang memaksa 1 juta orang mengungsi. Ia pun harus menghidupi ibu, tiga saudara, dan neneknya.

Ibunya menderita kanker dan ayahnya pergi entah ke mana 11 tahun lalu. Pada akhir 2020, Fatima terkena Covid-19 dan dipecat dari pekerjaannya  sebagai pemetik buah zaitun. Sejak itu, ia belum mendapat pekerjaan lagi.

Editor:
Pascal Bin Saju
Bagikan