logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊPemenggalan Seorang Guru di...
Iklan

Pemenggalan Seorang Guru di Perancis Dipicu Hoaks dan Kebencian

Kepada penyidik, sejumlah pelajar di kelas Sammuel Paty mengaku hanya diminta menutup mata jika tidak mau melihat karikatur yang ditunjukkan.

Oleh
Kris Mada
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uDGfbpBZy_0qz5vmCYW_AX_0pnE=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2FTOPSHOT-FRANCE-ATTACK-EDUCATION-TRIBUTE_92535047_1603174096.jpg
AFP/CHRISTINE POUJOULAT

Imam Masjid Drancy, Hassen Chalghoumi (ketiga dari kiri), penulis Marek Halter (tengah)  menghadiri dialog lintas agama di luas SMP  Bois d\'Aulne, Perancis. Pada 16 Oktober 2020, guru sejarah yang bernama Samuel Paty dan mengajar di SMP itu dipenggal Abdullakh Anzorov.

Pemenggalan kepala seorang guru di Perancis, Samuel Paty, tahun lalu, yang menggegerkan dunia hingga muncul seruan boikot produk Perancis di Indonesia, ternyata dampak kabar bohong atau hoaks yang gagal dicegah dan telanjur menyebar.   Kasus itu juga memicu debat soal penyebaran kebencian dan kebohongan di media sosial.

Media Perancis menyoroti lagi kasus itu merujuk fakta persidangan, awal pekan ini. Pengajar politik Perancis di Universitas Indonesia, Mahmoud Syaltout, Kamis (11/3/2021), di Jakarta, mengatakan, pembunuhan Paty menunjukkan bahaya penyalahgunaan politik dan agama.

Editor:
Pascal Bin Saju
Bagikan