Irak dan Kerinduan Umat Kristiani
Tiga dekade terakhir, wajah Irak compang-camping. Kekerasan seolah bagian dari kehidupan sehari-hari di sana. Kunjungan Paus Fransiskus, 5-8 Maret, diharapkan bisa menyembuhkan luka-luka akibat kekerasan itu.
Tiga dekade terakhir, wajah Mesopotamia—yang kini dikenal sebagai Irak—compang-camping. Kekerasan menjadi bagian dari kehidupan warga sehari-hari, menghancurkan semua sendi kehidupan. Bukan hanya warga Muslim, mayoritas di negara itu, melainkan juga warga minoritas turut menjadi korban.
Jutaan warga minoritas Kristen Irak melarikan diri dari kampung halaman, tanah air yang telah mereka jejaki ketika mereka pertama kali bisa berjalan sebagai seorang anak. Konflik, termasuk di dalamnya konflik sektarian, telah menghancurkan komunitas Kristen yang sudah ada sejak dua milenium silam.