”Shuttle Diplomacy” Retno Berlanjut, RI Desak Akses Kemanusiaan di Myanmar
Indonesia akan terus berkomunikasi dengan semua pihak dalam upaya mencari penyelesaian krisis di Myanmar, termasuk dengan Parlemen Myanmar atau Committee of Representing Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) dan militer Myanmar.
JAKARTA, KOMPAS — Dalam rangkaian diplomasi yang dilakukan Indonesia, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mendesak agar militer Myanmar membuka akses dan kunjungan kemanusiaan, terutama kepada para pihak yang ditahan. Permintaan itu disampaikan Retno saat bertemu pejabat Myanmar, U Wunna Maung Lwin, dan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai di Bangkok, Thailand. Pertemuan itu digelar di Bandara Don Muang.
Sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari lalu, lebih dari 400 aktivis dan politisi Myanmar ditahan. Mereka yang ditahan, antara lain, adalah Penasihat Negara yang juga Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi. Sejak itu, Retno secara maraton menemui dan berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak-pihak yang bersengketa di Myanmar.