logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊKematian Pengunjuk Rasa di...
Iklan

Kematian Pengunjuk Rasa di Myanmar Picu Protes Lebih Besar

Kematian empat korban penembakan dalam unjuk rasa anti-kudeta militer di Myanmar tidak menyurutkan niat warga melawan junta. Mya Thwate Thwate Khaing, korban pertama, menjadi lambang perlawanan baru terhadap junta.

Oleh
kris mada
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/O_L8b8KT3MASbCO5UFW2oupIqew=/1024x635/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2FTOPSHOT-MYANMAR-POLITICS-MILITARY_94679530_1613921488.jpg
AFP/STR

Pengunjuk rasa mengacungkan salam tiga jari saat mengiringi pemakaman jenazah Mya Thwate Thwate Khaing, korban penembakan dalam unjuk rasa antikudeta militer, di Naypyidaw, Myanmar, Minggu (21/2/2021).

YANGON, SENIN β€” Warga Myanmar mempersiapkan unjuk rasa lebih besar pada Senin (22/2/2021) ini. Kematian empat orang, penangkapan lebih dari 500 orang, dan cedera dialami puluhan orang tidak menyurutkan niat warga melawan junta.

Politisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Aung Kyaw Kyaw Oo, mengatakan, perlawanan akan terus berlanjut. ”Kami mengharapkan massa terbesar di seluruh negeri pada Senin,” ujarnya, Minggu (21/2/2021), di Yangon.

Editor:
samsulhadi
Bagikan