logo Kompas.id
InternasionalEkspansionisme China dan...
Iklan

Ekspansionisme China dan Matinya Diplomasi di Laut China Selatan

Pembangunan ”kota pulau” di Laut China Selatan menandai fase ekspansi baru dalam mengisi fitur jarak jauh China. Hal itu membedakannya dengan klaim AS yang hadir di sana atas nama kebebasan navigasi.

Oleh
Pascal S Bin Saju
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2dAu4gDKKCxqDQlcZ7wwVFHfzIA=/1024x680/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2FSansha-City1_1613919886.jpg
AFP/GETTY IMAGES

Kota Sansha di Pulau Woody, di gugus Kepulauan Paracel diambil pada tahun 2012.

Judul catatan ini menyoroti kehadiran China yang terus memperkuat klaimnya di Laut China Selatan atau LCS. Aktivitas China tak pernah surut meski para negara tetangga yang bersengketa dengannya di sana telah mengajukan protes diplomatik. Bahkan, Beijing pada Juli 2016 juga menolak putusan Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) yang menetapkan klaim China tidak berdasarkan hukum internasional.

Kehadiran China di LCS semakin ekspansif, agresif, intensif, dan progresif. Reklamasi karang dan pulau serta pembangunan kantor, pangkalan militer, radar, pelabuhan, desalinasi air laut, fasilitas pengolahan limbah, perumahan rakyat, sistem peradilan, jaringan 5G, sekolah, penerbangan reguler ke dan dari daratan, serta infrastruktur lain dilakukan untuk terus memperkuat klaimnya.

Editor:
kompascetak
Bagikan