logo Kompas.id
›
Internasional›Tantangan Kerja Kemanusiaan...
Iklan

Tantangan Kerja Kemanusiaan Semakin Berat

Persaudaraan adalah garis terdepan pertahanan umat manusia dan tantangan manusia sekarang adalah menjadi saudara bagi yang lain.

Oleh
Mahdi Muhammad
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rVpfadnzBJroPPj8TW0lOciFIYA=/1024x701/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2FUN-Climate-Change_91625759_1600153742.jpg
AP PHOTO/B.K. BANGASH, FILE

Foto yang diambil pada 16 Februari 2020 ini memperlihatkan Sekretris Jenderal PBB Antonio Guterres mendengarkan wartawan saat jumpa pers di Islamabad, Pakistan.

ABU DHABI, JUMAT â€” Komite Tinggi Persaudaraan Manusia (High Council for Human Fraternity), Kamis (4/2/2021), secara resmi mengumumkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dan aktivis perempuan Perancis berdarah Maroko, Latifa Ibn Ziaten, sebagai penerima Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia (ZAHF) tahun 2021. Dedikasi dan usaha keduanya dinilai oleh panel juri menjadi cermin bagi semua pihak, yaitu mulai dari negara dan pemerintah, lembaga atau organisasi nonpemerintah, hingga individu, kerja keras untuk kemanusiaan melewati batas-batas suku, agama, ras dan wilayah. Keduanya mencoba merangkul semua pihak, membina kondisi hidup berdampingan yang damai.

Sekretaris Jenderal PBB sejak 2017, António Guterres, mengemban mandat khusus untuk menangani banyak masalah yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia. Selama menjabat, dia memelopori sejumlah inisiatif, seperti Global Cease Fire Appeal and Initiative selama pandemi Covid-19, inisiatif global melawan ujaran kebencian, kekerasan hingga merenggut kebebasan pers dan menodai demokrasi; serta memodernisasi praktik penjaga perdamaian PBB, yang menghasilkan 170 negara anggota dan pengamat menerima ajakan tersebut untuk mendaftar. Sebelum didaulat menjadi Sekjen PBB, Guterres juga merupakan petinggi UNHCR, badan PBB yang menangani persoalan pengungsi.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan