logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊRebut Hak Vaksin Korona,...
Iklan

Rebut Hak Vaksin Korona, Petinggi Militer dan Politisi Spanyol Dipaksa Mundur

Merujuk pada aturan di Spanyol, saat ini vaksin Covid-19 diprioritaskan bagi penghuni panti jompo dan pekerja medis. Negara itu mencatat 55.441 kematian dari hampir 2,5 juta kasus terkonfirmasi Covid-19.

Oleh
BENNY D KOESTANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/z08wm9GnmubuTqRsxc6rJsVXrMY=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2FVirus-Outbreak-Spain-Vaccine_94062561_1611465336.jpg
AP PHOTO/ALVARO BARRIENTOS

Warga Spanyol, Maite Otegi (59), tengah mendapat suntikan vaksin Covid-19 produksi Pfizer di fasilitas berjalan di Desa Pyrenees, Oronoz-Mugaire sekitar 45 kilometer dari Pamplona, Spanyol pada Selasa (19/1/2021).

MADRID, SABTU β€” Kepala Staf Pertahanan Spanyol diminta mengundurkan diri setelah dirinya dan sejumlah perwira tinggi militer lainnya melanggar protokol vaksinasi Covid-19. Mereka diduga merebut hak vaksinasi warga lain yang masuk dalam prioritas pemerintah. Pengunduran diri secara paksa di Spanyol juga diberlakukan terhaap seorang politisi dengan kasus serupa.

Kementerian Pertahanan Spanyol mengonfirmasi pada Sabtu (23/1/2021) bahwa Menteri Margarita Robles telah menerima pengunduran diri Kepala Staf Pertahanan Spanyol Jenderal Miguel Ángel Villarroya. Pengunduran diri itu terjadi setelah situs berita daring El Confidencial Digital melaporkan bahwa Villarroya dan petinggi lainnya telah melanggar protokol nasional untuk strategi vaksinasi Spanyol. Ia dinilai merebut hak prioritas penerima vaksin Covid-19 di tengah masih terbatasnya jumlah dosis vaksin itu.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan