logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMenanti Rekonsiliasi di Arab...
Iklan

Menanti Rekonsiliasi di Arab Teluk

Setelah 3,5 tahun dilanda konflik internal, negara-negara Arab Teluk ingin ada rekonsiliasi. Mereka perlu menemukan cara yang bisa menjaga marwah masing-masing.

Oleh
REDAKSI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IJ6D1loaAqVCpef7zBu71jk2UVg=/1024x756/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2FQatar-Gulf-Crisis_93804127_1609801864.jpg
AP PHOTO/AMR NABIL, FILE

Dalam foto tanggal 9 Desember 2019 ini, bendera Qatar terlihat berkibar di dekat poster bergambar wajah Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud di sebuah pusat perdagangan di Riyadh, Arab Saudi. Tulisan berbahasa Arab dalam poster itu berartl: "Kami berjanji untuk selalu mendengar dan mematuhi Yang Mulia".

Munculnya keinginan kuat negara-negara Arab Teluk untuk mewujudkan rekonsiliasi, setelah selama 3,5 tahun diwarnai konflik Qatar versus tiga negara Arab Teluk plus Mesir, jelas kabar menyejukkan pada awal 2021. Keinginan untuk rekonsiliasi itu akan diwujudkan secara formal dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Dewan Kerja Sama Teluk atau GCC di kota Al-Ula, Arab Saudi, Selasa (5/1/2021). Namun, muncul pertanyaan, setelah pertikaian yang sengit selama 3,5 tahun, semudah itukah rekonsiliasi di Arab Teluk terjalin?

Menilik ke belakang, konflik internal Arab Teluk itu bermula saat kantor berita resmi Qatar mengunggah pernyataan yang diklaim berasal dari pemimpin Qatar, berisi dukungan kepada kelompok Islamis dan kritikan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 24 Mei 2017. Qatar menyatakan, situs web kantor beritanya diretas.

Editor:
samsulhadi
Bagikan