logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บBeijing Tak Terima Disebut...
Iklan

Beijing Tak Terima Disebut Ancaman bagi Demokrasi Global

Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, mengatakan dalam opininya di media AS, Wall Street Journal. Ia menyebutkan mata-mata China menggunakan tekanan ekonomi untuk mempengaruhi legislator AS.

Oleh
BENNY D KOESTANTO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YJQRzoHghnYvbcbtnYgfGWA9p1I=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fpolitics-COMBO-US-CHINA-TRUMP-XI_89244613_1589846749.jpg
JIM WATSON AND PETER KLAUNZER / VARIOUS SOURCES / AFP

Kombinasi gambar yang dibuat pada 14 Mei 2020 ini menunjukkan potret Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Cina Xi Jinping. Trump mengatakan pada 14 Mei 2020 bahwa dirinya tidak berminat untuk berbicara dengan Xi sembari memperingatkan dia dapat memutuskan hubungan dengan negara adidaya saingan atas penanganan pandemi Covid-19.

BEIJING, JUMAT โ€“ Pemerintah China pada Jumat (4/12/2020) mengecam pernyataan Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, John Ratcliffe yang menyebut China sebagai ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia. Tidak terima dengan pernyataan itu, Beijing menyebut pernyataan otoritas AS itu sebagai sebuah kebohongan semata.

Perang kata-kata itu terjadi ketika hubungan antara kedua negara adidaya itu kembali berada di titik terendah dalam beberapa dekade. Terbaru pada pekan ini Washington meluncurkan kebijakan pembatasan perjalanan untuk anggota Partai Komunis China. Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, juga memblokade produk kapas dan semua turunan katun China. Presiden terpilih AS dari Demokrat, Joe Biden, juga memberikan sinyal tetap akan mempertahankan kebijakan perdagangan Trump dengan Beijing. Biden minimal disebut tetap akan melanjutkan kesepakatan tahap satu dalam kondisi perang dagang antara AS-China.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan