logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊIndonesia Kembali Desak Eropa ...
Iklan

Indonesia Kembali Desak Eropa untuk Hentikan Diskriminasi pada Minyak Sawit

Industri sawit penting bagi ASEAN. Sebanyak 26 juta warga ASEAN bekerja pada industri sawit dengan nilai mencapai 19 miliar dollar AS. Selain itu, sedikitnya 40 persen perkebunan sawit ASEAN dikelola petani kecil.

Oleh
kris mada
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iDywsaguOSPVasJn9JfB3wgG4zI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F20200909IDO_Kebun_Sawit1_1601894555.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Salah satu truk pengangkut buah tandan sawit di salah satu lokasi perkebunan sawit di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membawa hasil panen melintasi kebun, Rabu (9/9/2020). Kotawaringin Timur merupakan wilayah dengan perkebunan terluas di Indonesia dengan total luas lahan lebih kurang 500.000 hektar atau hampir 10 kali luas wilayah DKI Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS β€” Indonesia kembali mendesak Uni Eropa menghentikan diskriminasi terhadap minyak sawit dan produk turunannya. Bagi ASEAN, industri sawit penting karena menyediakan lapangan kerja untuk sedikitnya 26 juta orang.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, desakan Indonesia tersebut disampaikan dalam pertemuan para menlu ASEAN-Uni Eropa (UE). Dalam pertemuan secara virtual pada 1 Desember lalu itu, Retno menyampaikan bahwa permintaan untuk bersikap adil pada produk sawit merupakan hal wajar.

Editor:
samsulhadi
Bagikan