Krisis Politik Thailand
Twitter Tangguhkan Akun Pro-Monarki
Twitter menangguhkan akun-akun kelompok pro monarki yang dinilai tidak orisinil serta menyebarkan misinformasi, disinformasi hingga menyerang kelompok pro demokrasi. Akun-akun ini disinyalir digerakkan militer.

Aksi demonstrasi pada Rabu (18/11/2020) merupakan buntut dari bentrokan antara para demonstran dan pihak kepolisian yang terjadi pada Selasa (17/11/2020). Setidaknya ada enam orang mengalami luka tembak saat mengikuti unjuk rasa pada Selasa (17/11/2020).
BANGKOK, SENIN – Twitter menangguhkan akun-akun pro-monarki Thailand yang dinilai melakukan kampanye terancang dan terkoordinasi untuk menyebarkan misinformasi dan disinformasi, memperkuat pesan kelompok pro-monarki untuk melawan gerakan protes para aktivis pro-demokrasi dan pelajar atau mahasiswa. Akun-akun tersebut diyakini digerakkan tidak hanya warga sipil yang pro-monarki, tapi juga oleh militer Thailand.
"Akun yang dipermasalahkan ditangguhkan karena melanggar aturan kami tentang spam dan manipulasi platform," kata seorang perwakilan Twitter, Minggu (29/11). Dia mengatakan penangguhan itu sejalan dengan kebijakan perusahaan.