logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊTekanan Berlanjut bagi PM...
Iklan

Tekanan Berlanjut bagi PM Muhyiddin

Setelah Raja menolak keinginan PM Muhyiddin Yassin mengumumkan status negara Malaysia dalam keadaan darurat, tekanan pada Muhyiddin makin tinggi. Mulai dari kehilangan dukungan sampai desakan mundur terus menggelinding.

Oleh
Mahdi Muhammad
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DTOJUpmQ26g4miY8y0XQabwO8FM=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FMALAYSIA-POLITICS_87966551_1583680730.jpg
REUTERS/MALAYSIA INFORMATION DEPARTMENT/NIZAM ZANIL

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menandatangani sebuah dokumen pada hari kerja pertamanya di kantor perdana menteri di Putrajaya, Malaysia, 2 Maret 2020.

KUALA LUMPUR, SENIN β€” Setelah proposal untuk menetapkan status negara dalam keadaan darurat ditolak Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI Sultan Abdullah, tekanan dipastikan akan bertambah bagi Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan kabinetnya. Pada saat yang sama, Yang Dipertuan Agung XVI Raja Abdullah mengimbau para politisi Malaysia agar tidak melakukan tindakan ataupun gerakan mengganggu stabilitas pemerintahan yang tengah berupaya menghadapi pandemi dan dampaknya.

Dalam keterangan singkatnya, Minggu (25/10/2020) malam, PM Muhyiddin mengatakan bahwa dia dan kabinetnya memahami keputusan Yang Dipertuan Agung dan akan membahas lebih lanjut langkah yang akan diambil pemerintah. Dia mengatakan, prioritas pemerintah dan kabinet saat ini adalah melindungi rakyat Malaysia dari Covid-19.

Editor:
samsulhadi
Bagikan