Pelita Harapan Anak Migran Myanmar Redup
Karena sekolah ditutup, banyak anak terpaksa bekerja di industri ilegal makanan laut dengan upah harian yang rendah.
Chit Su (15) terpaksa tinggal di rumah menguliti kepiting saja dengan neneknya sejak sekolahnya ditutup Pemerintah Thailand, Agustus 2019. Sekitar sepuluh sekolah bagi anak-anak migran Myanmar di Provinsi Ranong, Thailand selatan, ditutup dengan alasan guru-guru asal Myanmar yang mengajar di sekolah itu tidak mengantongi surat izin bekerja.
Karena sekolah ditutup, banyak anak terpaksa bekerja di industri ilegal makanan laut dengan upah harian yang rendah. โKerjanya berat. Kalau saya bisa belajar, saya bisa dapat pekerjaan yang tidak seberat ini. Namun, kalau saya tidak bantu nenek saya, kami tidak akan punya uang,โ kata Chit Su, nama samaran anak itu untuk melindungi identitas aslinya.