Jenderal Haftar Pegang ”Kartu Truf” dalam Proses Perdamaian Libya
Ladang minyak di Sirte dan kedekatannya dengan akar rumput menjadi kunci kekuasaan Jenderal Khalifa Haftar di Libya timur. Negara-negara asing ”yang merasa berkepentingan” tidak bisa mengabaikan peran sosok Haftar.
Serangan pasukan yang dipimpinnya, Tentara Nasional Libya (LNA), sejak April 2019 tak berhasil menembus Tripoli. Ibu kota Libya ini dikuasai Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) pimpinan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj. Pasukan yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar itu kini secara perlahan mundur teratur ke benteng pertahanan mereka di wilayah Libya timur.
Tak hanya mengalami kemunduran, negara-negara yang semula mendukungnya untuk merebut kekuasaan dari tangan Fayez al-Sarraj perlahan-lahan menggeser dukungannya. Haftar mendapat dukungan dari Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Rusia, sedangkan Sarraj didukung, antara lain, oleh Turki dan Qatar.