logo Kompas.id
InternasionalNormalisasi Arab-Israel...
Iklan

Normalisasi Arab-Israel Pudarkan Inisiatif Damai Arab

Bagi rakyat Palestina dan Arab, istilah ”normalisasi” tersebut memiliki asosiasi yang sangat negatif. Rakyat Palestina sudah lama mengalami penderitaan. Normalisasi sama artinya memperdalam penderitaan itu.

Oleh
KRIS MADA & MAHDI MUHAMMAD
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bd1TJpnb5n901-LWUF4WsoDo5Qc=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2FTOPSHOT-US-ISRAEL-UAE-DIPLOMACY-POLITICS_91864895_1600217396.jpg
AFP/SAUL LOEB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Menteri Luar Negeri (Menlu) Bahrain Khalid bin Ahmed al-Khalifa, dan Menlu Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed al-Nahyan berpose di Balkon Ruang Biru setelah penandatanganan Kesepakatan Ibrahim di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (15/9/2020).

Satu per satu negara Arab meninggalkan konsensus yang disepakati pada 2002 dalam relasi mereka dengan Israel. ”Inisiatif Damai Arab”—konsensus itu—menegaskan bahwa mereka hanya akan mengakui Israel jika Israel mundur dari tanah yang diduduki dalam perang 1967 dan negara Palestina berdiri. Uni Emirat Arab dan Bahrain memulai langkah keluar dari konsensus tersebut.

Cuaca di area Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (16/9/2020) siang itu, sangat cerah. Hari itu, Presiden AS Donald Trump menggelar hajatan besar. Ia menjamu mitra terdekat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan dua menteri luar negeri dari dua negara Arab, yaitu Abdullah bin Zayed al-Nahyan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Abdullatif bin Rashid al-Zayani dari Bahrain.

Editor:
samsulhadi
Bagikan