Pertarungan Menuju Sykes-Picot Baru di Timur Tengah
Gerakan ekspansi Turki dan Iran di Timur Tengah saat ini adalah ancaman serius terhadap masa depan perjanjian Sykes-Picot. Kekuatan lain berupaya mengimbangi, duet Israel-UEA dan koordinasi segitiga Mesir-Jordania-Irak.
Media-media Arab beberapa waktu terakhir kerap menurunkan tulisan para pakar tentang dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah yang cenderung mengarah ke semacam ingin membangun Sykes-Picot baru di kawasan itu. Sykes-Picot merujuk sebuah perjanjian pada 16 Mei 1916 yang ditandatangani diplomat senior Inggris, Mark Sykes, dan diplomat senior Perancis, Francois Georges-Picot.
Perjanjian tersebut bervisi membangun sistem negara bangsa baru di Timur Tengah sebagai pengganti dari sistem khilafah Dinasti Ottoman yang kalah dalam Perang Dunia I (1914-1918). Perjanjian itu membagi wilayah Dinasti Ottoman di Asia kecil atau Asia Barat (wilayah Timur Tengah sekarang) antara wilayah di bawah pengaruh Inggris dan Perancis, yakni dua negara raksasa saat itu.