logo Kompas.id
›
Internasional›Mengelola Guncangan Politik di...
Iklan

Mengelola Guncangan Politik di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan krisis kesehatan dan ekonomi. Di sejumlah negara, pandemi disertai gejolak politik. Negara-negara parlementer paling rawan terguncang sehingga pemerintahnya harus berbagi kuasa.

Oleh
KRIS MADA & BENNY D KOESTANTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pE6Al2xH8qEpEerUbVqle2miNYA=/1024x731/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FTHAILAND-PROTESTS_90641650_1595689306.jpg
REUTERS/JORGE SILVA

Para mahasiswa prodemokrasi membakar foto Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dalam unjuk rasa di depan Gedung Pemerintahan di Bangkok, Jumat (24/7/2020).

Di Asia Tenggara, sistem parlementer antara lain diterapkan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dalam beberapa bulan terakhir, penguasa di tiga negara itu coba mempertahankan kendalinya sembari mengatasi dampak Covid-19.

Di antara tiga negara itu, Thailand dikenal paling tidak stabil secara politik karena kerap mengalami kudeta. Dinasti Chakri bisa memerintah Thailand sejak 1782 karena ada panglima yang mengudeta Raja Taksin. Thong Duang, yang bukan bagian dari keluarga Kerajaan Ayutthaya dan secara resmi tidak terlibat penggulingan Taksin karena sedang berperang jauh dari ibu kota kerajaan, menjadi Raja Rama I selepas  kematian Taksin.

Editor:
samsulhadi
Bagikan