logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊPersaingan Pemilu Turki Tahun ...
Iklan

Persaingan Pemilu Turki Tahun 2023 Dimulai dari Hagia Sophia

Pemilu presiden dan parlemen Turki baru akan digelar tiga tahun lagi. Menyadari partainya dalam posisi terlemah saat ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan melakukan manuver mengantisipasi persaingan itu.

Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iuSr98a6-ocAYusWyZ96BHkGzcI=/1024x692/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FTURKEY-HAGIASOPHIA_90544877_1595177811.jpg
MURAT CETINMUHURDAR/HANDOUT VIA REUTERS

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melambaikan tangan ke arah warga saat ia meninggalkan Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Minggu (19/7/2020).

Sikap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang segera mendukung dan mengesahkan keputusan pengadilan Turki, Jumat (10/7/2020), untuk mengubah status salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, Hagia Sophia, dari museum menjadi masjid, terus menjadi polemik di kancah internasional ataupun domestik Turki. Keputusan pengadilan Turki itu otomatis menganulir keputusan Presiden pertama Turki modern Mustafa Kemal Ataturk, tahun 1934, yang mengubah status Hagia Sophia dari masjid menjadi museum.

Hagia Sophia mulai dibangun pada tahun 537 M saat era dinasti Bizantium sebagai Gereja Katedral Katolik Timur (Ortodoks). Bangunan itu kemudian dijadikan masjid setelah Turki menaklukkan Konstantinopel pada 1453 M. Kemudian, Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia dari masjid ke museum pada tahun 1934. Erdogan mengubah status bangunan bersejarah itu dari museum kembali menjadi masjid pada 10 Juli lalu.

Editor:
samsulhadi
Bagikan