Waktu yang Singkat Membangun Kekritisan di Singapura
Pandemi Covid-19 memaksa kampanye pemilu Singapura dilakukan secara digital. Dengan waktu kampanye hanya sembilan hari, kampanye digital tidak akan cukup untuk mengubah pilihan warga.
Keputusan Pemerintah Singapura untuk memajukan jadwal pemilihan umum, dari sebelumnya tahun 2021 menjadi Juli 2020, mengejutkan banyak pihak. Partai oposisi, yang tengah membangun kedekatan dengan warga, termasuk menanamkan ide-ide pembaruan yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, tidak memiliki pilihan lain. Kampanye digital adalah cara pilihan yang efektif di tengah pandemi.
Sebagai newbie dalam politik, sebutan bagi orang baru di sebuah lingkungan politik, Leong Mun Wai bersama partai tempatnya bernaung, Progress Singapore Party (Partai Kemajuan Singapura), menginginkan perubahan dalam kebijakan pemerintah soal pengangguran. Partai yang baru didirikan pada Maret 2019 menilai kebijakan pemerintah untuk membuka pintu lebar bagi pekerja asing, tidak tepat. Kebijakan itu meminggirkan warga Singapura, yang juga membutuhkan pekerjaan. Disparitas sosial, warga Singapura dengan pekerja asing, melebar.