Turki, Rugi dari Covid-19, Untung dari Libya
Turki terus mendukung pasukan GNA Libya pimpinan PM Fayez al-Sarraj untuk merebut kekuasaan di Libya. Bagi Turki, kemenangan Al-Sarraj penting untuk mengamankan investasi dan merebut cadangan gas di Laut Tengah.
Di tengah tren kurva pandemi Covid-19 yang menunjukkan kenaikan signifikan di banyak negara saat ini, kawasan Timur Tengah justru lebih diramaikan oleh pemberitaan keberhasilan milisi loyalis Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya pimpinan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj dukungan Turki memukul mundur milisi loyalis Jenderal Halifa Haftar dari sejumlah kota di Libya barat.
Para pengamat sepakat, keberhasilan milisi loyalis PM Fayez al-Sarraj menguasai kembali hampir seluruh wilayah Libya barat saat ini berkat bantuan Turki. Sejak kesepakatan kerja sama keamanan dan kemaritiman Turki-Libya ditandantangani oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan PM Libya Fayez al-Sarraj pada akhir November 2019 di Istanbul, Turki diperkirakan telah mengirim ke Libya sedikitnya 100 personel penasihat militer, 8.000-10.000 milisi bayaran dari Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) pro-Turki, dan berbagai peralatan militer modern, khususnya puluhan pesawat militer tanpa awak (drone).