Ribuan Awak Kapal ”Terkunci” di Laut karena Korona
Pandemi Covid-19 menyisakan ketidakjelasan nasib para awak kapal pesiar. Alih-alih diam dan berkumpul dengan sanak saudara di rumah, ribuan dari mereka masih terkatung-katung di lautan.
NEW YORK, KAMIS — Industri pelayaran terhuyung-huyung hampir ambruk terhantam pandemi Covid-19. Mulai wabah di dalam kapal, penolakan akses pelabuhan untuk sekadar bersandar, hingga ketidakjelasan kapan industri itu dapat berjalan dan pulih lagi. Semua rangkaian itu ternyata menyisakan satu hal pelik, para awak kapal yang tidak jelas nasibnya. Alih-alih diam dan berkumpul dengan sanak saudara di rumah, ribuan dari mereka masih terkatung-katung di lautan.
Lebih ironis lagi, nasib mereka diwarnai ketidakjelasan lain. Banyak yang tidak lagi dibayar karena kontrak mereka berakhir—meskipun saat ini mereka masih terombang-ambing di atas laut—hingga hidup tanpa akses komunikasi seperti internet dengan sanak saudara dan teman di daratan. Ketegangan melingkupi kehidupan para awak kapal, hingga beberapa dari mereka mengajukan gugatan atas petinggi-petinggi perusahaan yang mempekerjakan mereka.