logo Kompas.id
InternasionalPandemi Virus Korona dan...
Iklan

Pandemi Virus Korona dan Lonjakan Utang

Utang yang melonjak mungkin akhirnya memperlambat pemulihan akhir. Namun, tidak akan ada pemulihan jika pemerintah negara-negara tidak berutang dan membelanjakan secara agresif saat-saat ini.

Oleh
BENNY D KOESTANTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IFq6K1ssZFO1Bfw5SQ1QMYd9FeU=/1024x648/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F000_1QP0SX_1587369676.jpg
AFP/TIMOTHY A CLARY

Suasana salah satu jalan di tengah kota New York, Amerika Serikat, yang kosong tanpa ada kendaraan yang melintas, Minggu (19/4/2020). Pemerintah setempat memperpanjang penutupan kota hingga 15 Mei 2020. Selama masa penutupan, warga harus bekerja dari rumah.

WASHINGTON, RABU — Dunia bertemu dengan musuh yang tak terduga dan tangguh, yaitu pandemi Covid-19, demikian dikatakan Forbes. Untuk menyeimbangkan risiko antara kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, bisnis ditutup sementara dan triliunan dollar AS stimulus disuntikkan untuk mempertahankan kinerja perekonomian.

Dinamika lanjut dari situasi itu adalah meningkatnya utang. Terbaru, Rabu (6/5/2020), di Washington, Pemerintah Amerika Serikat menyatakan siap-siap menambah utang dalam bentuk surat utang pemerintah. Besarnya 3 triliun dollar AS atau sekitar Rp 45.300 triliun. Jumlah itu lebih dari lima kali rekor kuartal sebelumnya, yang ditetapkan pada puncak krisis keuangan 2008. Untuk perbandingan, sepanjang 2019, misalnya, utang AS ”hanya” sekitar 1,28 miliar dollar AS.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan