Perdamaian Afghanistan Berisiko Runtuh
Pasca-penandatanganan kesepakatan damai, kekerasan bersenjata yang menewaskan warga sipil terus meningkat. Analis khawatir penandatanganan kesepakatan damai akan sia-sia.
KABUL, RABU โ Dua bulan setelah Pemerintah Amerika Serikat dan kelompok Taliban menandatangani kesepakatan damai, semua pihak berharap perdamaian yang seutuhnya bisa dengan mudah tercapai tanpa ada kekerasan lanjutan. Namun, harapan itu musnah. Kekerasan melonjak tak terkendali dan para ahli meyakini proses perdamaian yang rapuh berisiko runtuh.
Setiap hari, pasukan keamanan Afghanistan dan pejuang Taliban dilaporkan tewas seiring peningkatan operasi di kedua belah pihak. Warga sipil, yang sudah lama mendambakan perdamaian di โNegeri Para Mullahโ itu pun, tak urung menjadi korban keganasan perang yang berkelanjutan meski kesepakatan damai sudah ditandatangani.