”Quarantine Shaming”? Tetaplah Santun
Para ahli psikologi sosial menilai upaya mempermalukan orang yang tak mematuhi karantina berperan penting dalam membentuk norma-norma sosial di era wabah Covid-19. Namun, harus dengan santun dan tidak melukai perasaan.
Sejak aturan ”tinggal di rumah” diberlakukan sebagai salah satu cara mencegah penyebaran pandemi Covid-19, muncul fenomena baru di masyarakat, yakni mempermalukan orang lain yang tidak tinggal di rumah atau tidak menjaga jarak sosial. Istilah yang digunakan, quarantine shaming.
Di media sosial, belakangan ini beredar foto-foto yang menunjukkan taman, pasar, dan pantai di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada yang masih padat pengunjung. Ini membuat banyak orang, yang merasa sudah patuh pada aturan, marah dan menuding mereka yang masih keluyuran itu egois, arogan, dan merusak diri sendiri.