Belanda
Avatar Air di Laut Utara
Pengalaman hampir 1.000 tahun merekayasa air dikumpulkan, disempurnakan, lalu diajarkan di berbagai perguruan tinggi Belanda.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200228raz-5_1582731900.jpg)
Kincir angin dari abad ke-19 masih beroperasi di Kinderdijk, Belanda. Kincir-kincir itu bagian dari sistem pompa pengatur banjir di kawasan tersebut. Sejak ratusan tahun lalu, Belanda dikenal piawai dalam teknologi rekayasa perairan
Antisipasi dan mitigasi bencana memang membutuhkan biaya hingga triliunan rupiah. Akan tetapi, kerugian lebih besar akan timbul setiap kali bencana terjadi dan tidak pernah ada rekayasa untuk mitigasi dampaknya. Kerugian itu dihasilkan perbaikan oleh aneka hal yang rusak akibat bencana dan kehilangan potensi pendapatan karena aktivitas ekonomi terhenti oleh bencana.
Keterbatasan di masa lalu membuat rekayasa untuk antisipasi dan mitigasi sulit dilakukan. Seiring kemajuan teknologi, kedatangan beberapa jenis bencana bisa diperkirakan. Banjir termasuk jenis bencana yang bisa diperkirakan kedatangannya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Avatar Air di Laut Utara".
Baca Epaper Kompas