logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บMerebaknya Berita Bohong...
Iklan

Merebaknya Berita Bohong Persulit Penanganan Wabah Korona Baru

Respons warga yang berlebihan dan salah akibat berita bohong tentang wabah virus korona tipe baru (Covid-19) dikhawatirkan berakibat lebih buruk bagi penanganan efek meluasnya virus tersebut.

Oleh
BENNY D KOESTANTO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KkNIUUo7a6nCm2Iiu9X7JidHxls=/1024x680/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FCHINA-HEALTH-VIRUS_87285682_1581655279.jpg
PHOTO BY STR / AFP

Seorang anggota staf medis (kiri) berbicara dari dalam kendaraan dengan seseorang melalui telepon seluler saat staf medis tersebut bertolak menuju Wuhan dari Nanchang, Provinsi Jiangxi, China, 13 Februari 2020.

LONDON, JUMAT โ€” Merebaknya berita bohong atau berita palsu (hoaks), termasuk informasi yang salah dan saran yang tidak akurat di media sosial, dapat membuat penanganan wabah penyakit, seperti epidemi virus korona tipe baru (Covid-19) yang saat ini menyebar di China, lebih sulit. Respons warga yang berlebihan dan salah dikhawatirkan malah berakibat lebih buruk bagi penanganan efek meluasnya virus tersebut.

โ€Ketika berbicara tentang Covid-19, ada banyak spekulasi, informasi yang salah dan berita palsu yang beredar di internet: tentang bagaimana virus itu berasal, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana penyebarannya,โ€ kata Paul Hunter, profesor di East Anglia University (UEA), Inggris, yang ikut memimpin penelitian tentang bagaimana penyebaran informasi salah ikut memengaruhi penyebaran wabah penyakit.

Editor:
samsulhadi
Bagikan