logo Kompas.id
InternasionalSikap Barat Tebang Pilih
Iklan

Sikap Barat Tebang Pilih

Beberapa kalangan mengingatkan adanya sikap tebang pilih Barat dalam menyikapi isu minoritas Uighur di China. Sejumlah negara dinilai berusaha menunggangi isu tersebut sebagai senjata menghadapi China.

Oleh
Ayu Pratiwi /Kris Mada
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2gQDsylqD82nJ20vrD_JT5ZYSR0=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F4344a7f0-3737-4b6f-8851-d383cd9bae23_jpg.jpg
KOMPAS/AYU PRATIWI

Suasana di depan Gedung Kedutaan Besar China, Jakarta, Jumat (27/12/2019) sore, saat peserta unjuk rasa memadati jalan itu untuk memprotes soal kebijakan Pemerintah China yang diduga mempersekusi warga Islam Uighur di wilayah otonomi Xinjiang, China

JAKARTA, KOMPAS —Pengamat hubungan internasional Dinna Wisnu mengatakan, isu Uighur sudah berlangsung puluhan tahun. Selama periode itu, negara-negara Barat tetap berbisnis dengan China. ”Selama ini, Barat tebang pilih dalam menanggapi pelanggaran HAM,” ujarnya ketika dihubungi, Jumat (27/12/2019).

Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Kamis, menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mencampuri kebijakan China dalam isu Uighur. Sejumlah negara Barat menuding China melakukan pelanggaran HAM lewat kebijakan memasukkan warga Uighur ke pusat-pusat detensi. Beijing menyatakan, mereka mendirikan pusat-pusat pelatihan dan pendidikan vokasi di Xinjiang guna mengatasi ekstremisme.

Editor:
Bagikan