logo Kompas.id
›
Internasional›Retaknya Aliansi Monarki di...
Iklan

Retaknya Aliansi Monarki di Dunia Arab

Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5JYyAMi4UydFnx13utd88FVzuTc=/1024x716/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2FMideast-Democracys-Dim-Prospects_63383761.jpg
Kompas

Dalam foto tanggal 4 Desember 2016, yang dirilis kantor berita resmi Uni Emirat Arab (UEA) ini, tampak Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud (kedua dari kiri) duduk di sebelah Perdana Menteri UEA Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (kiri) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (kedua dari kanan) pada ajang Festival Warisan Sheikh Zayed di Abu Dhabi, UEA. Arab Saudi dan UEA adalah dua negara anggota kuartet Arab (selain Mesir dan Bahrain) yang memblokade Qatar, sekaligus menandai salah satu retaknya aliansi monarki di Arab.

Tindakan Maroko menarik dubesnya, Mustafa al-Mansouri, dari Riyadh pada Jumat (8/2/2019)  lalu menjadi tanda puncak memburuknya hubungan Arab Saudi-Maroko saat ini.  Maroko juga menarik dubesnya untuk Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed ait Quali,  dari Abu Dhabi.

Memburuknya hubungan Maroko-Arab Saudi cukup mengejutkan karena dua negara Arab monarki itu dikenal dua negara sahabat strategis sejak tahun 1957. Para raja Arab Saudi sejak Raja Faisal bin Abdulaziz hingga Raja Salman saat ini memiliki tradisi berlibur musim panas ke Maroko. Di kota Tangier, Maroko barat laut, terdapat istana  yang sangat megah dan menjadi tempat liburan populer para raja Arab Saudi.

Editor:
samsulhadi
Bagikan