logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊOptimalkan Penerapan Terapi...
Iklan

Optimalkan Penerapan Terapi Profilaksis pada Pasien Hemofilia

Pemberian profilaksis dosis rendah dapat menurunkan risiko perdarahan dan risiko komplikasi pada pasien hemofilia. Karena itu, terapi profilaksis ini perlu lebih luas diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Ilustrasi: Selang yang mengalirkan darah dari dari nadi ke dalam kantong di mobil keliling milik Palang Merah Indonesia (PMI) di Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/8/2021). Pada orang dengan hemofilia, pembekuan darah sulit terjadi karena adanya kelainan.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Ilustrasi: Selang yang mengalirkan darah dari dari nadi ke dalam kantong di mobil keliling milik Palang Merah Indonesia (PMI) di Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/8/2021). Pada orang dengan hemofilia, pembekuan darah sulit terjadi karena adanya kelainan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Terapi profilaksis pada pasien hemofilia sudah masuk sebagai layanan standar yang diatur dalam Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran atau PNPK Tata Laksana Hemofilia. Namun, terapi tersebut belum terimplementasi secara optimal di fasilitas pelayanan kesehatan.

Wakil Ketua Bidang Medik Indonesian Hemophilia Society Novie Amelia Chozie di Jakarta, Selasa (26/4/2022), menyampaikan, Federasi Hemofilia Dunia (WFH) telah merekomendasikan terapi profilaksis sebagai pilihan utama bagi pasien hemofilia, terutama pada pasien hemofilia berat ataupun sedang. Pemberian faktor pembekuan darah secara profilaksis ini diperlukan untuk mencegah terjadinya perdarahan serta kerusakan pada sendi dan otot.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan