logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊDeteksi Gula Darah Tanpa Lukai...
Iklan

Deteksi Gula Darah Tanpa Lukai Jari

Alat pemeriksa gula darah mandiri yang ada saat ini cenderung masih rumit dan harus melukai jari. Kini ada inovasi alat pemantau gula darah non-invasif untuk mengecek kadar gula darah dengan mudah tanpa melukai jari.

Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Β· 1 menit baca
Petugas kesehatan mengambil sampel darah pedagang Pasar Tanah Abang yang mengikuti tes kesehatan sebagai persiapan sebelum vaksinasi Covid-19 di <i>food court</i> lantai 8 Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021). Tes penyaringan ini dilakukan guna mengetahui apakah kondisi kesehatan calon penerima vaksin memenuhi persyaratan atau tidak. Hal yang dites meliputi tensi, gula darah, tinggi badan dan lingkar perut, serta riwayat kesehatan calon penerima vaksin.
RIZA FATHONI

Petugas kesehatan mengambil sampel darah pedagang Pasar Tanah Abang yang mengikuti tes kesehatan sebagai persiapan sebelum vaksinasi Covid-19 di food court lantai 8 Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021). Tes penyaringan ini dilakukan guna mengetahui apakah kondisi kesehatan calon penerima vaksin memenuhi persyaratan atau tidak. Hal yang dites meliputi tensi, gula darah, tinggi badan dan lingkar perut, serta riwayat kesehatan calon penerima vaksin.

Kandungan gula darah yang tinggi pada seseorang menjadi salah satu penyebab penyakit diabetes. Data Sample Registration Survey 2014 dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, diabetes menjadi penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7 persen setelah stroke (21,1 persen) dan penyakit jantung koroner (12,9 persen).

Prevalensi diabetes di Indonesia juga cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Pada 2007, jumlah pengidap diabetes sebesar 5,7 persen dan meningkat menjadi 6,9 persen atau 9,1 juta jiwa pada 2013. Sementara pada 2021, Federasi Diabetes Internasional (IDF) mencatat, jumlah pengidap diabetes di Indonesia telah mencapai 10,6 persen atau total 19,47 juta jiwa.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan